Tuesday 23 March 2021

BAHASA INDONESIA: KALIMAT

Berdasarkan jenis predikatnya:

  • Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi; Dia tidak melamun, tetapi berpikir.
  • Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda/sifat yang penting bukan kata kerja. Contoh : Saya siswa kelas X; Nartosabdo dalang; Mereka murid-murid kebanggaan; Pelajar di sekolah ini hampir semuanya rajin dan disiplin; Yang bersampul merah berada di meja kami; Budi sangat tampan.

Berdasarkan letak predikatnya
  • Kalimat normal adalah kalimat dimana subjeknya mendahului predikat (subjek-predikat). Contoh: Budi bermain bola.
  • Kalimat inverse disebut juga kalimat susun balik yaitu predikatnya mendahului subjek (predikat-subjek). Contoh: Telah dibenahi kakak semua mainan adik; Sadarlah Andi bahwa mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri adalah jalan terbaik menuju bahagia.; Dialah pencurinya; Siapa dia?; Berdandanlah ia sekarang; mengantuklah ia saat ini.
Berdasarkan kelengkapan unsurnya / jumlah unsur
  • Kalimat elips disebut juga kalimat tidak sempurna atau kalimat tak lengkap, yaitu kalimat yang sebagian unsurnya dihilangkan karena dianggap sudah jelas dari konteksnya. Biasanya kalimat elips muncul dalam ragam bahasa lisan. Contoh: Ah, masa?; Yah... mudah-mudahan saja!; (Dia) Pergi.
  • Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat atau inti. Contoh: Diam!; Sangat bahagia.; Silakan saja!; Apa?
  • Kalimat mayor adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu unsur pusat Contoh: Dia sudah berangkat; Kasur kakak rusak; Jika ingat melakukan kebajikan, lakukanlah sekarang; jika bermaksud berbuat kejahatan tundalah hingga esok.
  • Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri dari dua unsur pusat atau inti. Minimum berpola SP (subjek-predikat) Contoh: Adik menangis.
  • Kalimat tunggal  ialah yang hanya mengandung satu pola / satu klausa atau yang hanya mempunyai satu objek dan satu predikat. Minimal polanya adalah (S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-P-O-Pel, S-P-O-K.) Contoh: Kita perlu berkreasi.; Mahasiswa itu mengadakan penelitian; Kini mahasiswa itu sedang mengadakan penelitian tentang fluktuasi harga semen. Andra memberikan maria boneka (pola kalimat S-P-O-Pel) 
  • Kalimat majemuk setara (koordinatif), adalah kalimat dimana hubungan antara kedua pola itu sederajat, maka terdapatlah kalimat majemuk yang setara. Hubungan setara itu dapat diperinci lagi atas: 
    • Setara menggabungkan: penggabungan ini dapat terjadi dengan merangkaikan dua kalimat tunggal dengan diantarai kesenyapan antara atau dirangkaikan dengan kata-kata tugas seperti : dan, lagi, sesudah itu, karena itu. Contoh: Saya menangkap ayam itu, dan ibu memotongnya.; Ayah memanjat pohon mangga itu, sesudah itu dipetiknya beberapa buah. 
    • Setara memilih: kata tugas yang dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah : atau. Contoh: Engkau tinggal saja di sini, atau engkau ikut dengan membawa barang itu.
    • Setara mempertentangkan: kata-kata tugas yang dipakai dalam hubungan ini adalah : tetapi, melainkan,hanya. Contoh: Adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas; la tidak meniaga adiknya, melainkan membiarkannya saja.
    • Setara menguatkan: kata tugas yang digunakan : bahkan. lagipula lagi. Contoh: Anak ini pintar, bahkan budi pekertinya baik.
  • Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif) penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
    • Hubungan waktu kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah sejak, semenjak, sedari, ketika, sebelum, sesudah, hingga, sementara, seraya, tatkala, selama, selagi, serta, sambil, seusai, sesudah, setelah, sehabis, sampai, hingga. Contoh: Sejak anak-anak, saya sudah terbiasa hidup sederhana.
    • Hubungan syarat kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah seandainya, andaikata, bilamana. Contoh: Jika Anda mau mendengarkannya, saya akan bercerita.; Pembangunan balai desa ini akan berjalan lancar andaikata seluruh warga mau berpartisipasi.
    • Hubungan tujuan kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah agar, agar supaya, supaya, dan biar. Contoh: Saya mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.
    • Hubungan konsesif kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah walaupun, meskipun, kendatipun, sungguhpun. Contoh: Walaupun hatinya sedih, ibu itu tidak mau menangis di hadapan anakanaknya.
    • Hubungan perbandingan kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah seperti, ibarat, bagaikan, laksana, alih-alih. Contoh: Bu Tati menyayangi kemenakannya seperti beliau menyayangi anakanaknya.
    • Hubungan penyebaban kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah sebab, karena. Contoh: Rencana penyelenggaraan pentas seni di sekolah saya ditunda karena para pengisi acara belum siap.
    • Hubungan akibat kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah sehingga, sampai, maka. Contoh: Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami tidak sanggup membelinya.
    • Hubungan cara kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah dengan. Contoh: Ia merangkai bunga-bunga itu dengan penuh konsentrasi.
    • Hubungan sangkalan kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah seolah-olah, seakan-akan. Contoh: Anak itu diam saja seolah-olah dia tidak melakukannya.
    • Hubungan kenyataan kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah padahal, sedangkan. Contoh: Dia pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak hal.
    • Hubungan hasil kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah makanya. Contoh: Wajah Tono cemberut, makanya saya takut untuk mendekatinya.
    • Hubungan penjelasan kalimat majemuk bertingkat
      • Kata penghubung yang digunakan adalah bahwa. Contoh: Ia tidak tahu bahwa ayahnya seorang karyawan teladan.
    • Hubungan atributif kalimat majemuk bertingkat Contoh: Bibi saya yang tinggal di Surabaya bulan depan menunaikan ibadah haji; Kita perlu memberikan sumbangan kepada para korban bencana
  • Kalimat majemuk korelasi adalah kalimat majemuk yang menggunakan konjungsi korelasi (pasangannya pasti). Pasangganya yaitu:
    • Tidak ....................., tetapi ......
    • Bukan ........................., melainkan ...............
    • Tidak hanya ..............., tetapi juga .......
    • Bukan hanya .................., melainkan juga ...........
    • Baik .........................., maupun ..................
    • Jangankan ......................., pun .................
    • Apakah ........................, atau ........... (disela-selanya wajib ada subjek dan predikat)
    • Entah ....................................., entah ...................
    • Demikian .................................., sehingga ........................
    • ...................... sedemikian rupa sehingga .....................
  • Contoh: Tidak hanya Tanjung, tetapi juga Rahma yang terlibat dalam pembuatan film dalam cerita pak Nardi; Baik Roma maupun Ilham sama-sama siswa kelas X Akselerasi; Jangankan sejuta, serupiahpun saya tak punya; Entang diterima entah tidak aku tetap mencintaimu; Apakah kamu pergi atau tidak, tugas ini harus kau laksanakan; Tidak hanya SMA 1 tetapi juga SMA 7 yang mendapat dana dari pemerintah.
  • Kalimat transformasi adalah kalimat yang mengalami perubahan, ialah kalimat inti yang mengalami:
    • Pembalikan susunan. Contoh: Menangis adik. 
    • Perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?; Adik, menangis? 
    • Perluasan. Contoh: Adik saya sedang menangis dikamar. 
    • Penegasian. Contoh: Adik tidak menangis. 
  • Kalimat aktif yaitu yang subjeknya dianggap melakukan tindakan seperti yang dimaksud oleh kata kerjanya. Contoh: Amat belajar; Kita dapat mengenal watak seseorang dengan jalan mengetahui dengan siapa saja dia bisa bergaul; Amsah sedang tidur. Kalimat aktif dibagi menjadi 2:
    • Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita. Contoh: Ayah membeli daging; Kadir merayu gadis desa; Bang Jajang bertemu Juminten.
    • Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita (tidak diikuti objek). Contoh: Adik menangis; Umar berantem; Sejak dahulu kala Junaidi merenung di dalam tempat persembunyiannya di Batu Malang.
  • Kalimat pasif ialah kalimat yang mengandung predikat verbal yang menunjukkan bahwa subjek menjadi tujuan dan sasaran perbuatan yang dimaksud oleh verba tersebut. Contoh: Bukunya sadah diambil: Bingkisan tersebut sudah mereka kirim: Tidak lama setelah dibebaskan dari hukuman itu, dia ketahuan mencuri lagi.

GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...