Tuesday 5 January 2021

BROMHIDROSIS / BROMIDROSIS / OSMIDROSIS / BAU BADAN YANG BERLEBIHAN


Bromhidrosis atau bromidrosis atau Osmidrosis adalah bau badan yang berlebihan atau abnormal yang keluar dari kulit dan menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi penderitanya maupun orang disekitarnya. Sumber utama bau badan berasal dari ketiak, karena ketiak merupakan area yang semioklusif, mempunyai banyak kelenjar, dan mempunyai populasi bakteri yang tinggi.

Ketiak merupakan bagian tubuh yang mempunyai berbagai jenis kelenjar yaitu kelenjar ekrin, kelenjar apokrin dan kelenjar apoekrin.  Keringat yang berasal dari kelenjar apokrin lebih kental dan sedikit, sedang keringat dari kelenjar ekrin lebih encer dan lebih banyak. Di ketiak dijumpai berbagai jenis bakteri antara lain micrococcus, aerobic diphteroids  dan propionibacteria. Akan tetapi hanya bakteri golongan diphteroid aerobic yang bertanggung jawab terhadap pembentukan bau yang mencolok. Dan dari semua bakteri golongan diphteroid aerobic yang dapat menimbulkan bau di ketiak adalah Corynebacterium.

Patogenesis Bromhidrosis

Bagaimana proses terjadinya Bromhidrosis? Apa Penyebabnya?

Bau mencolok dari ketiak disebabkan oleh keringat yang berasal dari kelenjar apokrin dan aksi dari bakteri Corynebacterium. Keringat apokrin mengandung asam 3-metil-2-hexanoat (3M2H)  and asam 3-hidroksimetil-3-metil-hexanoat (HMHA) yang terikat secara kovalen dengan glutamin residu sehingga terbentuk 3M2H-Gln dan HMHA-Gln. Bakteri Corynebacterium sp. Mengandung enzim Nα-acyl-glutamine aminoacylase (N-AGA) yang akan melepas glutamin dari 3M2H-Gln and HMHA-Gln dan hal ini berakibat sekresi dari kelenjar apokrin aksila yang pada awalnya tidak berbau menjadi berbau.  Keringat dari kelenjar ekrin dan apoekrin juga tidak berbau, akan tetapi jumlah keringat di ketiak terbanyak berasal dari kedua kelenjar tersebut. Keringat dari kelenjar ekrin tersebut akan membuat ketiak menjadi lebih lembab serta hasil sekresi keringat dari kedua kelenjar tersebut mengandung nutrisi untuk pertumbuhan bakteri Corynebacterium sp.  Sewaktu remaja terjadi perubahan jumlah dan ukuran kelenjar apokrin, sehingga terjadi perubahan atau peningkatan rasio jumlah kelenjar apokrin/ekrin, yang berakibat peningkatan produksi keringat apokrin. Kelenjar apokrin ketiak manusia merupakan sumber utama pheromones yang mulai berfungsi sewaktu pubertas. Ada 2 macam reseptor hormon yaitu reseptor androgen yang terdapat pada nuklues epitel sekretorium, dan reseptor estrogen beta pada nuleus epitel sekretorius dan dalam sitoplasma. 

Beberapa faktor yang diketahui merupakan faktor risiko dari bromhirosis antara lain faktor genetik  yaitu autosomal dominan. Serta beberapa penyakit yang menimbulkan kondisi hiperhidrosis, diabetes mellitus, obesitas,

Terapi (Bagaimana cara mengobati bromhidrosis? Apa yang harus dilakukan?)

Terapi bromhidrosis dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah keringat, dan mengurangi populasi bakteri yang ada di ketiak.  Hal yang cukup mudah dilakukan adalah dengan menjaga higiene. Pengurangan jumlah keringat dipermukaan kulit dapat dilakukan dengan pemberian antiperspirant yang biasanya berupa logam aluminium berfungsi membuat suatu kompleks dengan mukopolisakarida sehingga terbentuk sumbatan pada akrosiringium. Sumbatan ini juga dapat dilakukan dengan melakukan iontoforesis dengan air.  Disamping itu produksi kelenjar ekrin dapat dihentikan atau dikurangi dengan dilakukan melakukan gangguan pada saraf simpatis yang mengatur produksi kelenjar ekrin, misal dengan injeksi Botulinum toxin, bahkan  simpatektomi. Terapi bedah merupakan alternatif terakhir yaitu dengan mengurangi jumlah kelenjar aokrin maupun ekrin dengan eksisi atau liposuction.  Bau juga dapat ditutupi dengan parfum sehingga dalam antiperspiran biasanya dicampur juga dengan deodoran yang sering juga mengandung antibakteri untuk mengurangi populasi bakteri di ketiak.

GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...