Friday 8 January 2021

OMSK (Otitis Media Supuratif Kronis)


PENDAHULUAN

Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga lebih dari 2 bulan, baik terus menerus maupun hilang timbul. Terdapat dua tipe OMSK, yaitu OMSK tipe aman (tanpa kolesteatoma) dan tipe bahaya (dengan kolesteatoma).

Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) dahulu disebut Otitis Media Perforata (OMP) atau dalam sehari – hari disebut congek.

OMSK adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus – menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau berupa nanah.

Otitis Media Supuratif disebut kronik jika prosesnya sudah > 2 bulan. Jika < 2 bulan, disebut Otitis Media Supuratif Subakut.

EPIDEMIOLOGI

Data Depkes tahun 1993-1996 di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran, prevalensi OMSK adalah 3,1% populasi. Usia terbanyak penderita infeksi telinga tengah adalah usia 7-18 tahun, dan penyakit telinga tengah terbanyak adalah OMSK (Soetjipto, 2007).

Menurut Rianto pada penelitian tahun 1998, prevalensi di poliklinik THT RSUP Sardjito tahun 1996 sebesar 5,6% dan tahun 1997 8,6%, sedangkan pada penelitian tahun 2008 menunjukkan OMSK tipe bahaya di bagian THT RS Sardjito antara tahun 1998-1999 adalah 40 pasien.

ETIOLOGI

  • Biofilm yang dibentuk oleh patogen:
    1. H. Influenzae
    2. Pneumococcus
    3. M. Catarrhalis
    4. S. Aureus
    5. P. Aeruginosa
    6. Proteus
    7. E. Col
    8. Bacteroides fragilis
  • Disfungsi tuba eustachii
  • Disfungsi tuba menyebabkan gangguan fungsi aerasi cavum timpani
  • Sel yang terdapat pada antrum mastoid dapat mengabsorpsi nitrogen - mengurangi volume udara cavum timpani à menimbulkan tekanan negatif - retraksi membran timpani
  • Retraksi membran timpani paling rentan terjadi pada pars flaccida.

PATOFISIOLOGI

Perforasi Membran Timpani

  • Sentral: perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani
  • Marginal: sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum
  • Atik: perforasi yang terletak di pars flaksida.
Berdasarkan proses peradangan
Tipe aman / benigna / tipe mukosa / tipe tubotimpaniTipe bahaya / maligna / tipe tulang / tipe atikoantral
Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulangPerforasi terletak di sentralUmumnya jarang menimbulkan komplikasi yang berbahayaTidak terdapat kolesteatomaOMSK yang disertai dengan kolesteatomaPerforasi terletak di marginal atau atikDapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya
Berdasarkan aktivitas sekret
Aktif    Tenang atau inaktif
OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif    Keadaan cavum timpani nya terlihat                  basah atau kering.

Bansal Diseases of Ear, Nose, and Throat, 2013, 1st ed.

TANDA DAN GEJALA

  • Perforasi membran timpani
  • Gangguan pendengaran
  • Tipikalnya adalah Conductive Hearing Loss (CHL), diperiksa dengan pemeriksaan garpu tala
  • Rasa penuh pada telinga
  • Otorrhea kronis atau intermiten
  • Inflamasi mukosa telinga tengah
  • Jaringan granulasi atau polip telinga
  • Retraksi membran timpani dengan atau tanpa debris keratin

PENEGAKAN DIAGNOSIS

  • Identifikasi kolesteatoma (dapat dilakukan dengan otoscopy)
  • Audiometri
  • Imaging: CT - scan atau MRI jika ada komplikasi atau gagal terapi
  • Biopsi: untuk mengeksklusi kemungkinan keganasan jika ada jaringan granulasi

Sumber: K. J. Lee’s Essential Otolaryngology, Head & Neck Surgery, 10th ed.

ANAMNESIS

Keluhan:

  • Keluar cairan dari liang telinga secara terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan
  • Riwayat pernah keluar cairan dari liang telinga sebelumnya.
  • Cairan dapat berwarna kuning / kuning-kehijauan / bercampur darah / jernih / berbau
  • Gangguan pendengaran
  • Faktor Risiko
  • Higienitas kurang dan gizi buruk
  • Infeksi saluran nafas atas berulang
  • Daya tahan tubuh yang rendah
  • Penyelam.

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Otoskopi

  • OMSK tipe aman (tubotimpani)
  • Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk ginjal atau bundar
  • Sekret biasanya mukoid dan tidak terlalu berbau
  • Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi, granulasi, atau timpanosklerosis
  • OMSK tipe bahaya
  • Perforasi atik, marginal, atau sental besar
  • Sekret sangat berbau, berwarna kuning abu-abu, purulen, dan dapat terlihat kepingan berwarna putih mengkilat
  • Kolesteatoma

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

  • Tes garputala Rinne, Weber, Schwabach menunjukkan jenis ketulian yang dialami pasien
  • Audiometri nada murni
  • Foto mastoid (bila tersedia)

TATA LAKSANA

Non-Medikamentosa

  • Membersihkan dan mengeringkan saluran telinga dengan kapas lidi atau kapas aplikator.
  • Obat cuci telinga dapat berupa NaCl 0,9%, Asam Asetat 2%, atau Hidrogen Peroksida 3%.

Medikamentosa

  1. Antibiotik topikal golongan Ofloxacin, 2 x 4 tetes per hari di telinga yang sakit
  2. Antibiotik oral:
    • Dewasa:
      • Lini pertama : Amoxicillin 3 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau Amoxicillin-Asam clavulanat 3 x500 mg per hari selama 7 hari, atau Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 7 hari.
      • Lini kedua : Levofloxacin 1 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau Cefadroxil 2 x 500 – 100 mg per hari selama 7 hari.
    • Anak: Amoxicillin – Asam clavulanat 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 3 dosis per hari, atau - Cefadroxil 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 2 dosis per hari.
    • Rencana Tindak Lanjut Respon atas terapi dievaluasi setelah pengobatan selama 7 hari.

Konseling dan Edukasi

  1. Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.
  2. Menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
  3. Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan penyakit infeksi sehingga dengan penanganan yang tepat dapat disembuhkan tetapi bila dibiarkan dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran serta komplikasi lainnya.

Kriteria Rujukan

  1. OMSK tipe bahaya
  2. Tidak ada perbaikan atas terapi yang dilakukan
  3. Terdapat komplikasi ekstrakranial maupun intrakranial
  4. Perforasi menetap setelah 2 bulan telinga kering

REFERENSI

  1. Acuin J. Chronic suppurative otitis media: Burden of Illness and Management Options. WHO Library Cataloguing in publication data. 2004. (J, 2004)
  2. Verhoeff M, Van der Veen EL, Rovers MM, Sanders EAM, Schilder AGM. Chronic suppurative otitis media: A review. International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology (2006) 70, 1-12. (Verhoeff, et al., 2006)
  3. Bansal Diseases of Ear, Nose, and Throat, 2013, 1st ed.
  4. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorok Kepala Leher. FKUI. 2001
  5. Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Ed. Ke-8. McGrawHill. 2003.

GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...