Wednesday 6 January 2021

UROLITIASIS / BATU SALURAN KEMIH


Urolitiasis / Urolithiasis / Batu Kemih

  • Batu Ginjal : Nefrolitiasis (Nephrolithiasis)
  • Batu Ureter : Ureterolitiasis (Ureterolithiasis)
  • Batu Kandung Kemih : Vesikolitiasis (Vesicolithiasis)
  • Batu Uretra : Uretrolitiasis (Urethrolithiasis)

Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana dalam saluran kemih individu terbentuk batu berupa kristal yang mengendap dari urin (Mehmed & Ender, 2015)

Urolithiasis merupakan obstruksi benda padat pada saluran kencing yang terbentuk karena faktor presipitasi endapan dan senyawa tertentu (Grace & Borley, 2006)

Urolithiasis merupakan kumpulan batu saluran kemih, namun secara rinci ada beberapa penyebutannya. Berikut ini adalah istilah penyakit batu bedasarkan letak batu antara lain: (Prabawa & Pranata, 2014):

  • Nefrolithiasis disebut sebagai batu pada ginjal
  • Ureterolithiasis disebut batu pada ureter
  • Vesikolithiasis disebut sebagai batu pada vesika urinaria/ batu buli
  • Uretrolithiasis disebut sebagai batu pada uretra

DEFINISI

Suatu penyakit dengan gejala ditemukan nya satu atau beberapa masa keras seperti batu yang terdapat di dalam tubuli ginjal, kaliks minor, kaliks mayor, atau pelvis ginjal (nefrolitiasis) / disepanjang saluran ureter (ureterolitiasis) -Komposisi batu yang terbentuk dapat terdiri atas:

  • Calcium stones
  • Struvite (Magnesium Ammonium Phosphate) stones
  • Uric acid stones
  • Cystine stones

EPIDEMIOLOGI

  • Onset umur 30-40, puncak umur 50
  • Pria : Wanita = 3-4 : 1
  • Membutuhkan Rawat inap 10%, pembedahan 5%

FAKTOR RISIKO

  • Intake cairan kurangM
  • alformasi traktus urinarius ( Horseshoe kidney, duplex collecting system)
  • Infeksi saluran kencing (bakteri penghasil urease > urease menghidrolisis urea menjadi amonium > pH urin naik)
  • Cystinuria (congenital)
  • Hypercalciuria (paling sering krn abnormalitas metabolik; intake sodium tinggi, hiperparatiroid primer, hiperviaminosis D)
  • Hyperoxaluria ( diet tingg oxalat / sayuran, malabsorbsi)
  • Hypocitraturia (renal tubular acidosis, diare kronis)
  • Hyperuricosuria (gout, myeloproliferaative disorder, diet tinggi protein)

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

  • Supersaturasi urin dengan garam yang dapat membentuk batu.
  • Infeksi berulang oleh bakteri yang memproduksi urease (mis: Proteus mirabilis, Klebsiella, Pseudomonas)
  • Stasis pada traktus urinarius bagian atas.

MANIFESTASI KLINIS

  • Renal kolik
  • Nyeri pada daerah flank yang berat dan mendadak, menjalar sampai pangkal paha (groin)
  • Disertai dengan mual, muntah, gross hematuria, dysuria
  • Obstructive uropathy, jika painless dan tidak terdeteksi dalam waktu yang lama

PENEGAKAN DIAGNOSIS

  • Umumnya normal
  • Teraba massa ginjal yang membesar (jika telah terjadi hidronefrosis)
  • Nyeri tekan atau nyeri ketok sudut kostovertebra (sesuai sisi ginjal yang terkena)

JENIS BATU

CALCIUM STONES

  • 75% dari Urolithiasis
  • Tampakan radio-opaque
  • Beberapa etiologi yang diketahui: -Incidental -Hyperparathroidism -Peningkatan absorpsi Ca di usus -Renal Calcium leak -Hypocitraturia -Hyperoxaluria
  • Paling sering Ca oxalate, Ca phosphate

STRUVITE STONES

  • 15% dari Urolithiasis.
  • Tampakan radio-opaque
  • Terkait dengan infeksi bakteri gram negative (Proteus sp., Klebsiella, Pseudomonas) yang menyebabkan hidrolisis urea menjadi ammonium dan peningkatan pH urin. Ammonium lalu bergabung dengan phosphate dan magnesium.
  • Dapat bertambah besar dan mengisi pelvis renal dan calices = staghorn calculi
  • Batu struvite non obstruktif: tidak nyeri

URIC ACID STONES

  • Ditemukan pada 6% urolithiasis
  • Tampakan radio-lucent
  • pH urin < 5,5
  • Etiologi utama: -Gangguan tubular (gout) -Intake purine tinggi

CYSTINE STONES

  • Ditemukan pada 2% dari Urolithiasis.
  • Defek autosomal-recessive yang menyebabkan kegagalan reabsorbsi dari Cystine, Ornithine, Lysine, dan Arginine di tubulus renal.
  • Terjadi supersaturasi cysteine di urine, yang pada kondisi asam membentuk batu.
  • Tampakan poor radio-opaque

PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • Pemeriksaan lab : darah tepi, fungsi ginjal, asam urat darah, elektrolit, urine lengkap, urine kultur +
  • Pencitraan : Foto Rontgen abdomen, Pemeriksaan foto pielografi intravena (IVP), Retrograde Pyelograph (RPG), CT urografi tanpa kontras, Pemeriksaan ultrasonografi

TATALAKSANA

Batu berukuran besar memerlukan prosedur operasi. Indikasi primer dari terapi operatif: nyeri, infeksi, obstruksi. Metode operatif:

  • Obstruction relieving: Insersi stent ureter, Percutaneous nephrostomy
  • Definitive surgical: ESWL, Ureteroscopy, PCNL, Open nephrostomy

Terapi medikamentosa:

  • Batu uric acid dan cysteine dapat diterapi dengan alkalizing agent (Potassium Citrate, Sodium bicarbonate), dengan target pH urin antara 6,5 – 7,0

Terapi non medikamentosa: increase in hydration (profilaksis)

REFERENSI

  • Herring, W, 2016, Learning Radiology : Recognizing The Basics, ed. 3, elsevier : Philadelphia
  • Mochammad S. Batu saluran kemih. Dalam: Aru W, Bambang S,Idrus A, Marcellus S, Siti S, editors. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima jilid II. Jakarta: Interna Publishing; 2014. hlm. 1025-1027
  • Grace, P.A., & Borley, N.R. (2006). At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Medical Series.
  • Mehmed, M.M., & Ender O., (2015). Effect of urinary stone disease and it’s treatment on renal function. World J Nephrol: 4(2): 271-276
  • Prabowo, E., & Pranata, A.E. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan Pendekatan NANDA, NIC dan NOC. Yogyakarta: Nuha Medika.
  • https://radiopaedia.org/articles/urolithiasis
  • Radiology Illustrated Uroradiology

GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...