Monday 11 January 2021

RESENSI (CERMAT BERBAHASA INDONESIA: Pedoman Praktis Penyusunan Karya Ilmiah)



Judul Buku : CERMAT BERBAHASA INDONESIA: Pedoman Praktis Penyusunan Karya 

                                  Ilmiah

Penulis : Drs. Agustinus Indradi, M.Pd.

Editor : Marcel Lombe

Tata letak : Yosef Benny Widyokarsono

Desain sampul : Ginanjar Pratama

Penerbit         : Dioma

Tempat terbit : Jalan Bromo 24 Malang 65112

Tebal buku : 172 halaman

Warna Sampul : Biru tua

Tahun terbit : Juli 2008

Cetakan buku : Cetakan ke-3


Bobot suatu karangan ilmiah bukan hanya ditentukan oleh keluasan dan kedalaman materinya saja, melainkan juga ditentukan oleh metode penelitiannya, tata tulis laporannya, serta penggunaan bahasanya. Berkali – kali diadakan Kongres Bahasa, salah satu simpulan yang masih relatif sama adalah adanya kekurangcermatan dalam menggunakan bahasa Indonesia, termasuk di kawasan cendekiawan. Bagian pertama dari buku ini merupakan pembahasan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan bagian selanjutnya berisi tentang ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan penulisan laporan sebuah karya ilmiah. Di beberapa bagian juga telah dilengkapi contoh kesalahan – kesalahan umum yang masih sering terjadi serta alternatif pembetulannya.

BAB I berisi tentang sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia pada saat ini berasal dari bahasa Melayu. Proses pengangkatan tersebut terjadi saat para pemuda dari berbagai suku di Indonesia mengucapkan ikrar pada tanggal 28 Oktober 1928, khususnya yang terkait dengan bunyi ikrar ketiga. Peristiwa tersebut sering kita kenal dengan istilah peristiwa Sumpah Pemuda. Setelah adanya ikrar tersebut bahasa Melayu yang biasa digunakan sebagai bahasa pengantar di beberapa wilayah di tanah air berubah menjadi bahasa Indonesia yang juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Maka pada tanggal 28 Oktober 1928 dianggap sebagai hari kelahiran bahasa Indonesia.

BAB II berisi tentang ragam bahasa. Ragam bahasa berdasarkan sasarannya dibagi atas ragam lisan (ujaran) dan ragam tulis. Karena tidak setiap masyarakat yang beragam lisan pasti bisa tulis, maka masalahnya adalah bagaimana menuangkan ujaran tersebut ke dalam bentuk tulisan. Ada beberapa perbedaan, diantaranya suasana peristiwanya. Orang yang berbahasa lisan akan menyertakan segala gerak isyarat, pandangan, anggukan, dan ini tidak mungkin muncul dalam bahasa tulis. Kemudian fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) sering dihilangkan dalam ragam lisan sebab orang – orangnya bersemuka.

BAB III berisi tentang ejaan bahasa Indonesia. Ejaan bahasa Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan. Dari mulai Ejaan van Ophuijsen, Ejaan Republik, Ejaan Melindo, sampai pada ejaan yang kita gunakan saat ini adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). BAB III ini memaparkan tentang EYD secara ringkas.

BAB IV berisi tentang Penggunaan Kata dalam Bahasa Indonesia. Pemakaian atau penggunaan kata dalam bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh kejelian dalam memilih kata. Ketidakjelian dalam memilih kata bisa mengganggu perasaan pembaca atau pendengar. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kata adalah ketepatan, keserasian atau kesesuaian, dan kelaziman.

BAB V berisi tentang penyusunan kalimat dalam bahasa Indonesia. Dalam bab ini dipaparkaan beberapa aspek, yaitu syarat kalimat yang baik, meliputi berisi gramatikal, mengandung kelogisan, dan sesuai dengan kondisi dan situasi saat bahasa tersebut digunakan; variasi penyusunan kalimat; dan macam – macam kalimat efektif.

BAB VI berisi tentang penyusunan dan pengembangan paragraf. Paragraf adalah bagian – bagian karangan yang terdiri atas kalimat – kalimat yang berhubung – hubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. BAB VI ini memaparkan jenis paragraf (induktif, deduktif, campuran, dan paragraf tanpa kalimat utama), syarat paragraf yang baik, serta cara mengembangkan paragraf.

BAB VII berisi tentang karangan ilmiah. Karangan ilmiah bisa diartikan sebagai karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan pendapat dan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Ada beberapa jenis karangan ilmiah yang biasa ditulis di perguruan tinggi, misalnya makalah dan skipsi. Selain dua jenis tadi ada juga istilah lain, yaitu kertas kerja, laporan penelitian, tesis, dan disertasi. Semua hasil karangan ilmiah tersebut selalu menyajikan hasil kegiatan penelitian tentang pokok masalah berdasarkan data dan fakta di lapangan atau fakta yang ada. Data dalam karangan ilmiah itu akurat dan disusun secara sistematis serta menggunakan bahasa yanag khas sehingga pembaca tidak dapat menyalahkan atau menentang isi karangan ilmiah.

BAB VIII berisi tentang konversi naskah karangan ilmiah. Dengan konversi ini kita dapat menyempurnakan karangan ilmiah yang telah dibuat. Seperti menambahkan daftar pustaka, merujuk kutipan langsung, pembuatan tabel dan grafik, dan aturan membuat definisi.

Kelebihan dari buku ini adalah sebagai berikut.

  • Menyajikan panduan bagi penyusun karangan ilmiah yang menginginkan karangan ilmiahnya tersusun dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai dengan tata tulis laporan yang baik.
  • Pembaca dapat mengetahui sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia.
  • Pembaca dapat mengetahui berbagai ragam bahasa yang ada.
  • Pembaca dapat mengetahui perkembangan ejaan bahasa Indonesia serta mampu menggunakan Ejaan yang Disempurnakan dengan baik dan benar.
  • Pembaca dapat mengetahui penggunaan kata dalam bahasa Indonesia secara benar.
  • Pembaca dapat mengetahui tata cara penyusunan kalimat yang baik dalam bahasa Indonesia.
  • Pembaca dapat mengetaui tata cara penyusunan paragraf yang baik dalam bahasa Indonesia.
  • Pembaca dapat mengetahui konsep – konsep dasar penyusunan karangan ilmiah.
  • Pembaca dapat mengetahui berbagai ketentuan dalam penyusunan karangan ilmiah.

Kekurangan buku ini adalah sebagai berikut.

  • Cover buku kurang menarik
  • Kurang biodata dari penulis.


GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...