BEDA ARTIKEL DENGAN ESAI
SUMBER PERTAMA
Apakah beda artikel dengan esai?
Dalam dunia jurnalistik, esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit. Meskipun dalam KBBI esai hanya disebut sebagai: karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI memang mewakili pendapat umum masyarakat yang menganggap esai sama dengan artikel, opini dan kolom. Padahal esai merupakan artikel yang dalam menganalisis, si penulis mengambil angle dari beberapa disiplin ilmu, dengan subyektifitas yang khas dari penulisnya. Hingga penulis esai yang baik, dituntut untuk memiliki minat serta pengetahuan yang luas, dengan kepribadian yang khas.
Secara konkrit, bagaimanakah biasanya sebuah artikel ditulis? Artikel paling mudah ditulis dengan metode induksi atau deduksi. Dalam metode induksi, penulis berangkat dari sebuah contoh khusus, misalnya kasus korupsi untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum tentang gejala korupsi. Dalam metode deduksi, penulis menggunakan cara kebalikan dari induksi, yakni menggunakan sebuah gejala umum untuk membuat kesimpulan terhadap contoh khusus. Misalnya, penulis menunjukkan bagaimana amburadulnya pengaturan lalulintas di suatu tempat, lalu gejala umum tersebut digunakan untuk menyimpulkan bahwa sebuah contoh kecelakaan lalulintas merupakan akibat dari gejala umum tersebut.
SUMBER KEDUA
Apakah beda esai dengan artikel dan opini?
Beda esai dengan artikel dan opini adalah, esai lebih mengutamakan faktor analisis secara individual. Sementara artikel lebih mengutamakan analisis dengan bantuan teori atau disiplin ilmu tertentu. Pada bentuk tulisan opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan.
Benarkah semua penulis artikel dan sasterawan mampu menulis esai? Pertama-tama tidak semua wartawan dan sasterawan mampu menulis artikel dan feature. Kedua, tidak semua penulis artikel, feature dan sasterawan mampu menulis esai. Hanya sedikit wartawan dan sasterawan yang mampu menjadi penulis esai. Sebab bentuk tulisan ini termasuk yang paling sulit dikuasai. Namun penulis esai, hampir selalu bisa menulis artikel dan feature dengan cukup baik.
Mengapa esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit untuk dikuasai penulis? Tingkat kesulitan esai, terutama disebabkan oleh karakternya yang non teknis dan non sistematis. Hingga kekuatan esai hanyalah tertumpu pada daya analisis, refleksi dan karakter pribadi si penulis. Karenanya, teknik menulis esai dari seseorang, akan sulit untuk dipelajari dan ditiru oleh penulis lain. Sementara teknik menulis artikel dan feature dari seorang penulis kenamaan, bisa dipelajari dan ditiru oleh penulis pemula.
Bagaimanakah persyaratan agar seseorang bisa menjadi penulis esai yang baik? Seorang peulis esai, dituntut memiliki tingkat kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual di atas rata-rata. Seseorang yang cerdas secara intelektual, lebih cocok untuk menjadi penulis artikel. Mereka yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual dan emosional tinggi lebih pas menjadi penulis feature dan opini. Kalau kecerdasan intelektual dan emosional itu ditambah dengan kecerdasan spiritual dan pengetahuan serta wawasan luas, maka dia bisa menjadi penulis esai yang baik.
SUMBER KETIGA
Apakah beda esai dengan artikel dan opini?
Beda esai dengan artikel dan opini adalah, esai lebih mengutamakan faktor analisis secara individual. Sementara artikel lebih mengutamakan analisis dengan bantuan teori atau disiplin ilmu tertentu. Pada bentuk tulisan opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan.
SUMBER KEEMPAT
Artikel
Apa itu ? Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan, artikel adalah sebagai karya tulis lengkap di majalan atau surat kabar. Dengan definisi seperti itu maka, artikel ini berupa karya tulis umum yang bersifat luas serta bebas. Oleh karena itu, artikel itu bisa berupa opini, esai, atau sekaligus semacam berita. Cuma lazimnya, artikel ini lebih sering pada opini.
Opini itu bisa muncul dari sebuah peristiwa, pemikiran atau ide sang penulis. Oleh sebab itu, salah satu modal yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah ide, pemikiran serta kepekaan melihat sebuah peristiawa. Itulah sesungguhnya modal utama bagi seorang penulis itu. Ide sangat mahal harganya!.
Nah, sekarang terkait dengan cara memulai menulis. Ada beberapa cara, dengan ara induksi atau deduksi. Bisa dipilih mana yang terpenting dulu atau sebaliknya. Tetapi usahakan, pada paragaraf pertama, tema besar dalam tulisan itu sudah bisa diketahui pembaca, meskipun cuma sedikit. Kemudian, pancing pembaca itu dengan kalimat yang mengundang rasa ingin tahu.
Opini
Namanya saja opini, tentu tulisan ini lebih bebas cara menulis dan gaya bahasanya sesuai karakter penulis. Bisa menggunakan gaya bahasa humor, reflektif, kontempaltif, analisis yang ilmiah. Sebab, ruang opini itu dimunculkan oleh media sebagai wahana untuk berdialog bagi orang di luar media. Yang menulis juga beraragam mulai tokoh politik, seniman dosen, hingga mahasiswa dan orang biasa.
Rubrik ini memiliki tempat yang terhormat di media massa. Sebab, keberadannya bisa sebagai alat ukur sebuah kekutan media dan berita-berita yang dimuat dalam media itu. Semakin banyak yang mengirim opini semakin bagus kualitas dan media tersebut. Maka jangan heran kalau kemudian sulit sekali menembus rubrik ini di media-media massa nasional.
Bagaimana cara menulis opini?. Pada dasarnya, tak jauh dengan tulisan yang lain. Tapi yang perlu diperhatikan, opini harus menyangkut tema-tema yang baru, menarik dan penting untuk dibahas. Untuk mengukur ini, bisa dilihat dari berita-berita di media. Masalah apa yang lagi in saat ini. Jangan menulis opini dengan tema yang sudah usang.
Soal teknis menulis ?.Jangan terlalu bingung, anggap saja kalian sedang diskusi. Ketika dalam diskusi yang sengit itu anda diminta untuk melakukan bantahan atau mencari solusi. Kalau dalam diskusi menggunakan bahasa oral, tetapi dalam opini menggunakan bahasa tulisan. Soal bagaimana tulisan, usahakan bahasa mengalir dan disertai dengan ending yang bagus. Jangan mbulet dan diulang-ulang.
Uniknya, belum tentu orang yang nerocos bicaranya otomatis juga bagus tulisannya. Kadangan yang terjadi justru sebaliknya, orang yang memiliki kekuatan bahasa oral, seringkali lemah dalam bahasa tulis. Sebaliknya, ada orang yang cenderung pendiam tapi ramai dalam menulis dan tajam analisanya. Tapi ada juga yang memiliki kedua kemampuan tersebut. Silahkan teliti anda termasuk yang mana.
Tetapi jangan khawatir, dua masalah ini bisa diselesaikan dengan gampang.. Untuk opini yang bersifat ilmiah anggap saja seperti menulis pokok bahasan dalam sebuah makalah. Tapi jangan lupa, karena ini dimuat di media massa maka usahakan bisa difahami semua pembaca. Sebab anda faham belum tentu orang lain faham.
Dan jangan lupa, untuk bisamenulis denganbaik, cara yang paling tepat adalah dengan terus mencoba mengirim tulisan ke media. Selagi tulisan itu belum dimuat, jangan berhenti. Dan kalau sudah dimuat, telitikembali tulisan itu, ada yang di edit, dikurangi, diubah atau tidak. Dari situ maka akan bisa melihat kualitas tulisan anda menurut media tersebut.
Contoh Opini:
Kecaman terhadap agresi militer Israel, tidak hanya dilakukan umat Islam. Warga Yahudi di Israel juga mengecam keras, termasuk umat Nasrani di AS, mengecam komando Ehud Olmert, perdana menteri Israel itu… ( A Riyadi Amar, mahasiswa UMJ di Jawa Pos 19 Agustus 2006)
Esai
Esai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebautkan sebagai karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Secara bebas, esai bsia dikatakan sebagai tulisan yang berisi pendapat dan gagasan seseorang tentang sastra, seni dan kebudayaan.
Maka jangan heran, kalau para penulis esai itu biasanya seorang seniman, budayawan, sastrawan, kritikus seni, atau bisa juga politik. Meskipun tidak menutup kemungkinan orang di luar itu juga bisa menulis esai. Tulisan ini syarat dengan kandungan atau bahasan masalah di atas. Tulisan ini biasanya ditulis lebih ringan dan mengalir.
Contoh Esai :
Munculnya puisi modern ala Barat yang gencar dipelopori Chairil Anwar, tidak seluruhnya menghabiskan puisi gaya lama yang telah mengakar di Iandonesia. Paling tidak, kata Sutardji Calzoum Bachri, pesona bunyi pantun masih sering muncul dalam puisi yang ditulis penyair-penyair modern… (D Zawawi Imron, Jawa Pos 27 Agustus 2006)
SUMBER KELIMA
Esai
Anda mungkin masih ingat tipe esai yang pernah di bicarakan dalam kelas bahasa di sekolah.Tapi,hanya cenderung di ajarkan sebagai bentuk yang singkat saja.Namun esai bias menjadi bentuk tulisan non-fiksi yang luar biasa kreatif.Jika kita lihat di Koran,atau majalah ,kita akan menemukan esai dalam tulisan-tulisan opini para pakar,kolom para budayawan dan editorial(tajuk rencana) yang di tulis redaksi media bersangkutan.
Artikel Jurnalistik
Membaca artikel di surat kabar (kecuali dalam rubrik seperti seni atau kehidupan). Anda akan menemukan kesamaan informasi disusun secara hati-hati dalam struktur sedemikian sehingga pembaca mendapatkan fakta-fakta utama sesaat setelah membaca: yakni tentang siapa, apa, kapan, dan dimana; biasanya pada kalimat pertama. Setelah itu, artikel jurnalistik meluas secara bertahap, menambahkan unsur-unsur mengapa dan sesuatu terjadi. Ini dilakukan sedemikian rupa sehingga seberapa banyak pun dipotong agar muat dalam ruang koran, artikel tersebut akan tetap memuat informasi yang penting.
Tentu saja ada beberapa jenis jurnalisme disamping berita koran. Cerita feature dan artikel majalah cenderung tidak tersrtruktur secara kaku, dan memberikan ruang bagi kreativitas. Artinya dan tumpang-tindih antara jurnalisme dan ninfiksi kretif, dan batasan itu tergantung pada pendapat Anda.
Artikel Ilmiah
Seperti artikel jurnalistik, artikel ilmiah disusun untuk secara efektif menyajikan informasi. Mirip seperti esai, artikel ilmiah umumnya dibuka dengan ringkasan tentang apa yang hendak disampaikan, kemudian menyertakan bukti dan argumentasi atau informasi yang mendukung, yang diakhiri dengan ringkasan dan kesimpulan.
Artikel ilmiah biasanya ditemukan dalam jurnal ilmiah, yang dipublikasikan untuk kalangan terbatas maupun masyarakat umum. Contohnya, Medika, jurnal kedokteran di Indonesia. Jurnal seperti ini umumnya diterbitkan oleh asosiasi ilmuwan dan profesi.
Karena artikel-artikelnya ditujukan untuk pembaca dari kalangan terbatas dan ditujukan untuk menyampaikan informasi secara spesifik, hanya ada sedikit ruang untuk kreativitas (meskipun masih memberikan kesempatan untuk tulisan yang baik). Seperti halnya artikel koran dan breaking news, artikel ilmiah yang kreatif hanya digunakan untuk mengkomunikasikanisi artikel.