Paragraf deskripsi adalah salah satu paragraf yang melukiskan suatu objek atau benda yang mengharapkan pembaca melihat apa yang dilihat oleh penulis , mendengar apa yang didengar oleh penulis, serta mendengar apa yang didengar oleh penulis. Paragraf deskripsi mengharapkan pembacanya merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Seorang penulis deskripsi akan dapat melukiskan suatu objek secara mendetail, jika diawali dengan sebuah observasi langsung ke objek yang dia akan lukiskan.
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
- Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
- Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
- Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
- Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
- Pola pengembangan paragraf deskripsi:
- Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
- Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
- Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
- Langkah menyusun deskripsi:
- Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan.
- Tentukan tujuan.
- Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
- Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan).
- Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
Contoh:
Contoh deskripsi berupa fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di tempat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diselingi warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.