Wednesday 13 March 2019

OSTEOARTRITIS

Definisi

  • Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi (CDC, 2014).
  • Dalam Perhimpunan Reumatologi Indonesia, osteoartritis didefinisikan sebagai suatu  penyakit  sendi  degeneratif yang terjadi karena proses inflamasi kronis pada sendi dan tulang yang ada disekitar sendi tersebut.
  • Osteoartitis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang terjadi pada persendian, keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari tulang di dekat persendian tersebut, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkan sendi (Felson, 2006).


Epidemiologi
  • Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling umum dijumpai secara global. Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004).
  • Prevalensi OA lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun ke atas dapat mencapai 35% dari jumlah kasus yang ada. Diperkirakan juga bahwa satu sampai dua juta lanjut usia di Indonesia menjadi cacat karena OA (Soeroso, 2006).
Faktor Risiko

Hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko timbulnya OA antara lain:
  • Usia, semakin lanjut usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor risiko terjadinya osteoarthritis genu.
  • Trauma, yang mengenai permukaan sendi.
  • Pekerjaan, yang menimbulkan beban berulang pada sendi.
  • Obesitas (kegemukan), dapat menyebabkan peningkatan beban pada sendi, terutama sendi lutut.
  • Riwayat OA pada keluarga.
  • Densitas (kepadatan) tulang yang rendah
Etiologi
  • Berdasarkan etiopatogenesisnya OA dibagi menjadi dua, yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik yang mana penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada hubunganya dengan penyakit sistemik, inflamasi ataupun perubahan lokal pada sendi, sedangkan OA sekunder merupakan OA yang ditengarai oleh faktor-faktor seperti penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja, olahraga berat, adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi. OA primer lebih banyak ditemukan daripada OA sekunder (Davey, 2006).
Patogenesis

Sendi yang menyangga tubuh adalah vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan kaki. Oleh karena itu, osteoarthritis paling sering terjadi pada hip joint, ankle joint, knee joint, dan spine.

OA terjadi karena degradasi pada rawan sendi, remodelling tulang, dan inflamasi. Terdapat 4 fase penting dalam proses pembentukan osteoartritis yaitu fase inisiasi, fase inflamasi, nyeri, fase degradasi.
  • Fase inisiasi: Ketika terjadi degradasi pada rawan sendi, rawan sendi berupaya melakukan perbaikan sendiri dimana khondrosit mengalami replikasi dan memproduksi matriks baru.
  • Fase inflamasi: Meningkatnya pro-inflamasi sitokin dan jumlah leukosit yang mempengaruhi sendi.  IL-1 (Inter Leukin-1) dan tumor nekrosis faktor-α (TNF α) mengaktifasi enzim degradasi seperti collagenase  dan gelatinase untuk membuat produk inflamasi pada osteoartritis.  Produk inflamasi memiliki dampak negatif pada jaringan sendi, khususnya pada kartilago sendi, dan menghasilkan kerusakan pada sendi.
  • Fase nyeri: Pada fase ini terjadi proses peningkatan aktivitas fibrinogenik dan penurunan aktivitas fibrinolitik. Proses ini menyebabkan penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral sehingga menyebabkan terjadinya iskemik dan nekrosis jaringan. Hal ini mengakibatkan lepasnya mediator kimia seperti prostaglandin dan interleukin yang dapat menghantarkan rasa nyeri. Rasa nyeri juga berupa akibat lepasnya mediator kimia seperti kinin yang dapat menyebabkan peregangan tendo, ligamen serta spasme otot-otot. Nyeri juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf.
  • Fase degradasi : IL-1 mempunyai efek multipel pada sel cairan sendi yaitu meningkatkan sintesis enzim yang mendegradasi rawan sendi. Peran makrofag didalam cairan sendi juga bermanfaat, yaitu apabila terjadi jejas mekanis, material asing hasil nekrosis jaringan
Klasifikasi
  • Osteoartritis Primer: OA Primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa sendi.
  • Osteoartritis Sekunder: OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada sinovia sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder. Biasanya terjadi akibat trauma, infeksi, atau faktor genetik/perkembangan
Menurut Kellgren dan Lawrence, secara radiologis Osteoartritis di klasifikasikan menjadi:

  • Grade 1 : Gambaran celah sendi seringnya normal dan jarang ada penyempitan, terdapat osteofit minim (lipping).
  • Grade 2 : Minimal/mild, osteofit tervisualisasi dengan jelas dan permukaan sendi menyempit asimetris.
  • Grade 3 : Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa tempat/tepi tulang, permukaan sendi menyempit, tampak sklerosis subkondral, dan mungkin akan terlihat adanya deformitas pada kontur tulang.
  • Grade 4 : Severe, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit (marked narrowing), sklerosis subkondral berat, dan kerusakan permukaan sendi
Manifestasi Klinis

  • Pain, sendi akan terasa nyeri sewaktu dan sesudah beraktivitas.
  • Tenderness, sendi akan terasa tender ketika kita memberikan tekanan ringan.
  • Stiffness, kekakuan sendi akan terasa ketika bangun pada pagi hari ataupun pada saat istirahatkan sendi yang lama dan tidak digerakkan.
  • Loss of flexibility, keterbatasan gerak dikarenakan nyeri.
  • Grating sensation, memungkinkan terdengar suara atau rasa yang membuat tidak nyaman
  • Bone spurs (Osteophytes), pertumbuhan jalu pada tulang
Pemeriksaan Fisik
  • Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan OA yaitu dengan menilai keterbatasan gerak pada sendi yang terlibat, selain penurunan ROM dari sendi yang terlibat biasanya teraba krepitasi pada sendi tersebut. Pembengkakan pada sendi yang asimetris dapat ditemukan pada OA. Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan) mungkin dijumpai pada OA karena adanya sinovitis. Biasanya tanda-tanda ini tak menonjol dan timbul belakangan, seringkali dijumpai di lutut, pergelangan kaki, dan sendi-sendi kecil tangan dan kaki.
  • Perubahan gaya berjalan hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan. Terutama dijumpai pada OA lutut, sendi paha, dan OA tulang belakang dengan stenosis spinal. Pada sendi-sendi lain, seperti tangan bahu, siku, dan pergelangan tangan, ostoartritis juga menimbulkan gangguan fungsi
Pemeriksaan Penunjang
  • Untuk menentukan diagnostik OA selain melalui pemeriksaan fisik juga diperlukan pemeriksaan penunjang seperti radiologis dan pemeriksaan laboratorium. Foto polos dapat digunakan untuk membantu penegakan diagnosis OA walaupun sensivitasnya rendah terutama pada OA tahap awal


Manajemen

Non-farmakologi
  • Edukasi pasien
  • Reduksi badan
  • Penggunaan tongkat atau alat bantu yang sesuai
  • Isometric exercise
  • Bracing
  • Fisioterapi sendi

Farmakologi
  • Analgesik oral : asetaminofen, NSAID, salicylate, COX-2 inhibitor
  • Tramadol
  • Analgesik topikal : gel Na diclofenac 1%, topical capsaicin
  • Agen kondroprotektif : asam hialuronat, tetrasiklin, kondrotin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, steroid intraartikuler

Surgery
  • Arthroscopic debridement and lavage
  • Joint replacement surgery

Referensi
  • Kellgren JH, Lawrence JS. Radiological assessment of osteoarthrosis. Ann Rheum Dis 1957; 16:494-501
  • Chen, M.Y., et al. 2004. Basic Radiology. USA: McGraw Hill
  • Gunderman, 2006. Essential Radiology, Ed.2. New York: Thieme
  • JR Swagerty, Daniel L. Hellinger, Deborah. Radiographic assessment of osteoartritis.  American family physician [serial on the Internet]. 2001 Jul [cited 2011 Dec 19].  Available from: www.aafp.org/afp.
  • Felson D.T, M.D., M.P.H. 2006. Osteoarthritis of the Knee. Available from:  http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp051726
  • Soeroso, J., Harry Isbagio, Handono Kalim, dkk. 2006. Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu  Penyakit Dalam. FK-UI. Jakarta.
  • Davey P., 2006. At a Glace Medicine. Alih bahasa oleh, Rahmalia A., Novianti C. Jakarta: Erlangga. 374-5

GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...