KLASIFIKASI
- Trauma Tajam Abdomen
- Luka tusuk lebih sering terjadi
- Luka tembak merupakan penyebab 90% kasus kematian
- Paling sering mengenai: usus halus > colon > hepar
- Trauma Tumpul Abdomen
- Trauma tumpul menyebabkan kematian lebih besar dari trauma tajam abdomen, karena sulit untuk didiagnosa dan berhubungan dengan multiple trauma
- Organ terkena : lien > hepar
MEKANISME
TRAUMA
Trauma Tajam Abdomen
- Luka Tusuk
- Pisau, pemecah es, pen, pecahan botol
- Luka Tembak
- Menyebabkan multipel trauma organ dan perforasi usus
PEMERIKSAAN
FISIK
Tanda – tanda perdarahan intraperitoneal
- Nyeri tekan abdomen, defans muskular, hematoschezia/melena , hipovolemia, hipotensi
- Tentukan entrance and exit wound untuk mengetahui jalur cedera (injury pathway)
- Distensi abdomen - pneumoperitoneum, gastric dilation, or ileus
- Ecchymosis pada regio flank (Gray-Turner sign) atau umbilicus (Cullen's sign) - retroperitoneal hemorrhage
- Contusio abdomen
- Penurunan suara peristaltik abdomen
- RT: ditemukan darah pada handschoen
PATOFISIOLOGI
- Blunt Abdominal Trauma
- Rupture or burst injury of a hollow organ by sudden rises in intra-abdominal pressures
- Crushing effect
- Acceleration and deceleration forces → shear injury
- Seat belt injuries
- “seat belt sign” = highly correlated with intraperitoneal injury
DIAGNOSIS
Laboratorium
- Dapat ditemukan adanya ↓ Hct, ↑ WBC, ↓ Hb
- Foto polos:
- Bila terdapat fraktur akan terjadi kerusakan pada organ viscera di sekitarnya
- Dapat ditemukan udara bebas intraperitoneal
- Imaging CT Scan
- Untuk melihat lesi pada organ dan perdarahan intraperitoneal
- Membantu dalam tatalaksana non operatif
- Kerugian : kurang sensitif untuk trauma pada pankreas, diafragma, usus halus, mesentarium
- Imaging Angiography
- Untuk embolisasi perdarahan digunakan untuk perdarahan intraperitoneal dan retroperitoneal setelah trauma tumpul abdomen.
- FAST
- Focused assessment with sonography for trauma (FAST)
- Digunakan untuk mengidentifikasi adanya perdarahan intraperitoneal setelah trauma tumpul
- 4 area: Perihepatic & hepato-renal space (Morrison’s pouch), Perisplenic, Pelvis (Pouch of Douglas/rectovesical pouch), Pericardium (subxiphoid)
- Sensitivitas 60 - 95% untuk mendeteksi cairan 100 mL - 500 mL
- Diagnostic Bilas Lambung
- Aspirasi cairan darah peritoneal
- >10 mL menandakan adanya trauma intraperitoneal
- Masukkan kateter dengan seldinger, semiopen, atau open
- Bilas cavum peritoneal dengan Normal Saline
- Positif, bila:
- Trauma tumpul, atau trauma tusuk pada bagian anterior, flank, atau posterior : RBC > 100,000/mm3
- Luka tusuk pada inferior dada atau luka tembak : RBC > 5,000-10,000/mm3
- Laparoscopy
- Penting untuk evaluasi luka tusuk pada thoracoabdominal
- Terutama trauma diaphragma
- Memperbaiki organ dengan laparoscope: diaphragm, solid viscera, stomach, small bowel.
- Kerugian: Kurang sensitif pada organ berrongga dan retroperitoneum, Komplikasi apabila terjadi trocar misplacement.
TATALAKSANA
Prinsip Umum Trauma:
- Manajemen jalan napas, pemasangan dua jalur IV, penutupan luka dan eviscerasi dengan perawatan luka steril
- Antibiotik profilaksis : menurunkan resiko sepsis intraabdomen karena perforasi organ
- Pencabutan benda asing dilakukan di kamar operasi
- Pembedahan
KESIMPULAN
- Laparotomy dilakukan apabila terjadi shock, evisceration, atau peritonitis
- FAST merupakan cara evaluasi perdarahan intraperitoneal yang noninvasive, cepat, dan akurat
- Kontrol kerusakan adalah prinsip manajemen operasi dengan mengontrol dan meresusitasi sebelum dilakukan terapi definitif
REFERENSI
- Biffl WL, Moore EE. Management guidelines for penetrating abdominal trauma. Curr Opin Crit Care 2010;16:609-617
- Waibel BH, Rotondo MF. Damage control in trauma and abdominal sepsis. Crit Care Med. 2010 Sep;38(9 Suppl):S421-30.
- Marx: Rosen’s Emergency Medicine, 7th ed. 2009 Mosby