Monday, 25 January 2021

ANOREKSIA GERIATRI (HILANGNYA NAFSU MAKAN PADA LANSIA)

Anoreksia berasal dari bahasa Yunani, an-tanpa dan orexe-nafsu makan, sehingga anoreksia diartikan sebagai kehilangan atau menurunnya nafsu makan. Anorexia pada geriatri ditandai dengan adanya rasa hilang nafsu makan dan lebih cepat merasa kenyang. Penyebab anorexia merupakan kombinasi dari faktor medis : penyakit akut dan kronis, obat-obatan, demensia, gangguan mood serta faktor psikologis, lingkungan, sosial dan budaya. Faktor terkait regulasi normal asupan makan:

  1. Nafsu makan diregulasi oleh kombinasi stimulus perifer dan pengaturan sentral di otak. Patogenesis dari anoreksia melibatkan penurunan aktivitas terkait usia dari bagian otak yang spesifik, termasuk hipotalamus, dalam memberi respon terhadap stimulus perifer (sinyal dari sel lemak, nutrien, hormon). Pusat pengaturan makan dimodulasi oleh beberapa faktor seperti dynorphin, nitric oxide, neuropeptide Y dan corticotropin-releasing factor. Hormon gastrointestinal seperti cholecystokinin, gastrin-releasing peptide, amylin, somatostatin, dan bombesin juga meregulasi rasa kenyang.
  2. Hipotalamus menerima sejumlah sinyal perifer yang bersifat oreksigenik atau anoreksigenik (meningkatkan atau menurunkan nafsu makan/asupan makan). 

Penyebab patologis anoreksia terkait dengan penyakit akut dan kronis. Penyakit akut ditandai dengan penurunan spontan asupan makan walaupun terdapat peningkatan kebutuhan energi dan nutrien. Anoreksia pada penyakit akut dan kronis sering terkait terhadap cachexia. Cachexia adalah sindrom metabolik kompleks yang ditandai dengan kehilangan massa otot dengan atau tanpa massa lemak. Tanda klinis yang prominen dari cachexia adalah penurunan berat badan. Peningkatan kadar sitokin pro inflamasi seperti interleukin (IL) 1, IL-2, IL-6, interferon γ dan tumor necrosis factor α yang bersirkulasi pada saat keadaan infeksi diyakini sebagai penyebab penurunan nafsu makan pada geriatri. Sitokin memiliki efek langsung terhadap supresi asupan makan dan asupan nutrien yang rendah. IL-1 dan TNF bekerja di neuron sensitif glukosa pada nukleus ventromedial di hipotalamus (pusat rasa kenyang) dan area lateral hipotalamus (pusat rasa lapar). Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara jalur regulasi oreksigenik dan anoreksigenik. 

Referensi

  • Janssens, JP, Krause, KH 2004, ‘Pneumonia in the very old’, Lancet, vol. 4, pp.112-124.
  • Martone, AM, Onder, G, Vetrano, DL, Ortolani, E, Tosato M, Marzetti, E, Landi, F 2013, ‘Anorexia of Aging : A Modifiable Risk Factor for Frailty’, Nutrients, vol.5, pp.4126-4133.
  • Morley, JE, Thomas, DR, Wilson MMG 2006, ‘Cachexia : pathophysiology and clinical relevance’, American Journal of Clinical Nutrition, vol. 83, pp.735-743.
  • Riquelme, R, Torres, A, El-Ebiary, M, Mensa, J, Estruch, R, Ruiz, M, Angrill, J, Soler, N 1997, ‘Community-Acquired Pneumonia in the Elderly : Clinical and Nutritional Aspects’, American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, vol. 156, pp.1908-1914
  • Thomas, DR 2009, ‘Anorexia : Aetiology, Epidemiology and Management in Older People’, Drugs Aging, vol.26, issue 7, pp.557-570
  • Ulfah, A 2014, Referat Anoreksia Geriatri, downloaded from www.scribd.com


GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...