DEFINISI
- umumnya didapat (acquired)
- ditandai dengan BAK yang mengarah ke atas, sulit diarahkan dan terkadang disertai dysuria, frekuensi yang meningkat dan durasi BAK yang lama
- sering kali misdiagnosis karena gejala hampir serupa dengan UTI dan diberikan pengobatan antibiotk yang tidak membaik
EPIDEMIOLOGI
- 9 – 10 % pada laki-laki yang di siirkumsisi
- Tidak terkait dengan ras tertentu
- Terjadi hanya pada laki-laki
- Anak-anak yang belum diajarkan untuk BAK di toilet, memiliki resiko lebih tinggi
ETIOLOGI
- Gagalnya perbaikan hypospadias
- Trauma
- Kateterisasi jangka panjang
PATOFISIOLOGI
Setelah proses sirkumsisi, anak yang tidak / jarang dilatih untuk BAK di toilet secara mandiri, akan menggunakan diaper. Penggunaan akan menampung urin dan menyebabkan meatus urethra terekspos urine terus menerus menyebabkan ammoniacal dermatitis. Kondisi tersebut ditambah gesekan dari diaper yang basah akan menyebabkan terkikisnya barisan epitel mukosa urethra menyebabkan menempelnya barisan epithel pada bagian distal urethra yang menyebabkan ujung meatus akan membentuk lubang kecil / pinpoint.
Hal diatas merupakan penyebab utama dari patofisiologi meatal stenosis.
ANAMNESIS
- Sulit mengarahkan BAK
- BAK – kecepatan aliran tinggi, disertai jarak yang jauh
- Nyeri saat BAK
- Harus mundur saat ingin BAK
- Rasa terbakar di daerah ostium genital
- Bercak darah di celana dalam
- Urgensi, frekuensi dan memanjangnya durasi pengosongan kandung kemih
PEMERIKSAAN
Perhatikan :
- Kecepatan Aliran (meningkat)
- Banyaknya Aliran (berkurang)
- Durasi BAK (memanjang)
MANAGEMENT
- Meatotomi – jepit bagian atas ventrum dari oue dengan klamp mosquito lurus selama 60 s dan bagi 2 dengan ujung gunting yang panjang untuk memisahkan.
- Setelah prosedur penting untuk edukasi pasien :
- Pergunakan salep antibiotic jelly 2 kali sehari selama 2 minggu perama
- Dan dilanjutkan dengan 1 kali sehari selama 2 minggu selanjutnya