Tuesday, 5 January 2021

SKILLS LAB - TRIASE


TUJUAN PEMBELAJARAN

  1. Memahami aturan dan teknik triase 
  2. Mampu mengidentifikasi proses triase

SEJARAH & DEFINISI TRIASE

Triase berasal dari bahasa Perancis, trier, yang berarti memilah. Konsep ini di perkenalkan di Perancis pada awal 1800-an yang ditujukan untuk memprioritaskan pasien dan memberikan perawatan segera kepada korban yang terluka parah.

Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas dan kecacatan akibat luka pada saat bencana.

TUJUAN TRIASE

Identifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi segera (perawatan dilapangan) 

Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan (life-saving surgery)

PRINSIP TRIASE

  1. LAKUKAN TRIASE DAHULU SEBELUM PENGOBATAN!
  2. Jangan lebih dari  30 detik tiap pasien 
  3. Perkirakan tempat yang terbaik untuk tindakan definitif  berikutnya di unit gawat darurat atau RS lapangan.

TRIASE MUSIBAH MASAL

Mass casualty triage (triase musibah masal) adalah setiap keadaan dimana jumlah pasien sakit atau cedera melebihi kemampuan Sistem Gawat darurat lokal, regional atau nasional yang tersedia dalam memberikan perawatan adekuat secara cepat dalam usaha meminimalkan cedera atau kematian.

Pada triase musibah masal, prehospital triase berbeda dengan hospital triage. Hospital triase untuk menentukan kebutuhan pasien (tindakan yang akan dilakukan pada pasien tersebut untuk menyelamatkan nyawa). Sedangkan pada triase prehospital pada musibah masal adalah untuk menyelamatkan korban sebanyak – banyaknya (jumlah korban banyak), jadi biasanya korban label merah yang kemungkinan hidupnya masih tinggi akan dibawa terlebih dahulu ke unit gawat darurat daripada pasien dengan label merah yang hampir hitam.

Kategori Triage adalah :

  • Merah (Immediate)
  • Kuning (Delayed)
  • Hijau (Walking wounded)
  • Hitam (Dead and dying)

Tingkatan respon dalam musibah masal  sangat diperlukan. Tingkatan respon atas musibah masal dibagi menjadi 3:

  1. Respon Tingkat I: Musibah massal terbatas yang dapat dikelola oleh petugas  Sistem Gawat Darurat dan penyelamat lokal tanpa memerlukan bantuan dari luar organisasi.
  2. Respon Tingkat II: Musibah massal yang melebihi atau sangat membebani petugas Sistem Gawat darurat dan penyelamat lokal hingga membutuhkan pendukung sejenis serta koordinasi antar instansi. Khas dengan banyaknya jumlah korban. 
  3. Respon Tingkat III: Musibah massal yang melebihi kemampuan sumber Sistem Gawat darurat dan penyelamat baik lokal atau regional. Banyak pasien yang tersebar pada banyak lokasi sering terjadi. Diperlukan koordinasi luas antar instansi.

TUGAS TIM TRIASE DI LAPANGAN

  1. Tim Medis yang tiba pertama kali di TKP akan mengambil alih tugas Triage, sampai arahan Field Medical Commander mengatakan tidak.
  2. Jangan menjadi pengangkut tandu. Mintalah  segera pada komando bila tidak tersedia pengangkut tandu.
  3. Jelaskan peran pengangkut tandu.
  4. Tunjukkan pada mereka lokasi P1 (prioritas 1/merah), P2 (prioritas 2/kuning), P3 (Prioritas 3/hijau) dan korban yang sudah meninggal (hitam).
  5. Yakinkan semua penderita P1 dan P2 dipindahkan dengan tandu.
  6. Bantulah tim lain bila sudah selesai melakukan triase.
  7. Pada titik evakuasi yakinkan satu ambulance untuk satu pasien. Medics/Ambulance Officers tak dapat merawat lebih dari satu pasien P1.
  8. Filosofi Load and go dilapangan.

TIM TRIASE

triage

Setiap tim terdiri satu dokter & satu perawat. Di TKP mungkin saja terdapat lebih dari satu tim triase. Jumlahnya tergantung dari kebutuhan, ketersediaan dan luas TKP.

Tugas utama tim triase adalah untuk menentukan skala prioritas yang ada hubungannya dengan keadaan korban. Peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

  • Triage Tags
  • Pens
  • 1 box verban 
  • Oropharyngeal or nasopharyngeal airways
  • Tandu dan selimut 

PROSEDUR TRIASE MENGGUNAKAN METODE START (Simple Triage And Rapid Assessment)

START merupakan sistem triase sederhana yang dapat dilakukan oleh orang yang dilatih walaupun tidak mendalam (lightly trained) dan petugas paramedik yang dapat secara cepat dan akurat memilah korban dan membaginya ke kelompok2 perawatan.

Triase dengan START dilakukan berdasarkan observasi terhadap tiga hal, yaitu: 

  • Pernafasan (Respiration) 
  • Sirkulasi (Perfussion) 
  • Status Mental (Mental Status)

ALGORITMA TRIASE

Jadi tim medis yang datang pertama langsung ambil alih triase di lokasi kejadian. Pertama meminta korban yang walking wounded untuk berkumpul di tempat yang sudah ditentukan. Prinsipnya jangan menyuruh korban untuk berjalan ke arah tim, harus ke arah yang lain. Kelompok korban ini berlabel hijau. Kemudian untuk korban yang tertinggal diperiksa oleh tim triase, 1 pasien ditangani 1 tim triase (1 dokter dan 1 perawat). Pertama cek respirasi, kalau tidak ada napas maka posisikan dan buka jalan napas, masih tidak ada respirasi kita tandai hitam. Apabila setelah jalan napas dibuka dia bernapas kita beri tanda merah. Seperti yang ada di algoritma, untuk pasien yang masih bernapas dihitung apakah > 30x/menit (merah) atau < 30x/menit. Korban dengan respirasi <30x/menit dicek denyut nadi dan status mental. Ketika korban tidak dapat mengikuti perintah sederhana langsung diberi label merah dan korban yang masih bisa mengikuti perintah diberi label kuning. Lihat algoritma di atas untuk lebih legkapnya.

LABEL TRIASE

Labeling diperlukan supaya hasil pemilahan pasien diketahui oleh tim medis yang lain. Label triase harus:

  • Mudah dilihat
  • Standard
  • Mudah dan cukup aman
  • Mudah dirubah dengan perbaikan / perburukan kondisi pasien
  • Dapat dipakai untuk catatan medis

Macam – macam label triase adalah:

  • Single Label
  • Met tag Label
  • Cruciform Label
  • Non-card based system e.g. colored pegs, marker on forehead

SINGLE LABEL SYSTEM

Jadi sudah jelas ya, namanya juga single... jadi labelnya ya sendiri – sendiri… pasien merah nanti langsung diambilkan label yang warna merah terus ditempel dipasien (biasanya di lengan). Ciri – ciri single label:

  1. Pergantian label prioritas sulit. Jadi misalnya ada pasien yang awalnya kuning, eh dia berubah jadi merah. Hal ini membuat tim triase harus ambil label lagi dan mengganti label yang ada di pasien.
  2. Bila terdapat perubahan prioritas catatan medisnya pun harus dipindahkan.
  3. Tidak ideal untuk dynamic triage

CRUCIFORM LABEL

Keuntungan

  • Dapat dilipat hanya bagian yang diinginkan saja terletak diluar. Jadi label ini bisa dilipat – lipat, misalnya butuh label ijo tinggal dilipat terus yang paling depan label yang warna ijo.
  • Sangat berguna untuk dynamic triage. Missal pasien kuning jadi merah, sudah gak ribet lagi mencari label, tinggal di lipet yang di depan yang warna merah.

Kerugian

  • Lipatan harus dipertahankan supaya tidak kembali kebentuk semula.
  • Teknik melipat mungkin membingungkan 
  • Korban mungkin bisa menyalahgunakan label ini / abuse (hmm ini pernah terjadi karena pasien merasa hanya warna merah saja yang ditangani, dia beriisiatif mengubah label menjadi merah)
  • Tak dapat dipakai pada pasien yang aktif bergerak

METTAG LABEL

Dipilih kode warna sesuai tingkat keparahan & prioritas untuk tujuan terapi 

Dasar dari kartu dapat dirobek untuk menunjukkan kategori pasien.

  • GREEN - P3
  • YELLOW - P2
  • RED - P1
  • BLACK - P0 (DEAD) 

PRIORITAS

PRIORITY I (SEVERE CASE) 

Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi segera, perdarahan berat, pasien dibawa ke ruang resusitasi, waktu tunggu 0 (nol):

  • Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla
  • Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat
  • Fraktur terbuka dan fraktur compound
  • Luka bakar > 30 % / Extensive Burn 
  • Shock tipe apapun 

PRIORITY II (MODERATE CASE) 

Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki, waktu tunggu 30 menit, area critical care:

  • Trauma thorax non asfiksia
  • Fraktur tertutup pada tulang panjang
  • Luka bakar terbatas ( < 30% dari TBW )
  • Cedera pada bagian / jaringan lunak 

PRIORITY III (LIGHT CASES)

Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama, area ambulatory / ruang P3:

  • Minor injuries
  • Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan 

Prioritas 0: warna HITAM (kasus meninggal)

Tidak ada respon pada semua rangsangan:

  • Tidak ada respirasi spontan 
  • Tidak ada bukti aktivitas jantung
  • Tidak ada respon pupil terhadap cahaya

GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...