Friday, 22 January 2021

STRIKTUR URETRA

PENDAHULUAN

Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis. Uretra anterior terdiri atas :

  • Pars bulbosa
  • Pars pendularis
  • Fossa navikulare
  • Meatus uretra eksterna
Didalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi, yaitu kelenjar Cowperi berada didalam diafragma urogenitalis  bermuara diuretra pars bulbosa, serta kelenjar Littre yaitu kelenjar para uretralis yang  bermuara di uretra pars pendularis. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi atau mengitari uretrha posterior dan disebelah proximalnya berhubung dengan buli-buli, sedangkan  bagian distalnya kelenjar prostat ini menempel pada diafragma urogenital yang sering disebut sebagai otot dasar punggul. Kelenjar ini pada laki-laki dewasa kurang lebih sebesar buah kemiri atau jeruk nipis. Ukuran, panjang sekitar 4-6 cm, lebar 3-4 cm, dan tebalnya kurang lebih 2-3 cm, beratnya sekitar 20 gram.

Prostat terdiri dari :

  • Jaringan kelenjar < 50- 70%
  • Jaringan stroma (penyangga)
  • Kapsul/muscule
Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang banyak mengandung enzim yang  berfungsi untuk pengenceran sperma setelah mengalami koagulasi (pengumpalan) di dalam testis yang membawa sel-sel sperma. Pada waktu orgasme otot-otot di sekitar  prostat akan bekerja memeras cairan prostat keluar melalui uretrha. Sel-sel sperma yang dibuat di dalam testis akan ikut keluar melalui uretra. Jumlah cairan yang dihasilkann meliputi 10-30% dari ejakulasi. Kelainan pada  prostat yang dapat mengganggu proses produksi adalah keradangan (prostatitis). Kelainan yang lain seperti pertumbuhan yang banormal (tumor) baik jinak maupun ganas, tidak memegang peranan penting pada proses reproduksi tetapi lebih berperan pada terjadinaya gangguan aliran kencing. Kelainan yang disebut belakangan ini manifestasinya biasnya  pada laki-laki usia lanjut.

ETIOLOGI

Etiologi striktur uretra dibagi menjadi 3 jenis :

  • Striktur uretra kongenital: Striktur ini bisanya sering terjadi di fossa navikularis dan pars membranase, sifat striktur ini adalah stationer dan biasanya timbul terpisah atau bersamaan dengan anomalia sakuran kemih yang lain.
  • Striktur uretra traumatik: Trauma ini akibat trauma sekunder seperti kecelakaan, atau karena instrumen, infeksi, spasmus otot, atau tekanan dari luar, atau tekanan oleh struktur sambungan atau oleh pertumbuhan tumor dari luar serta biasanya terjadi pada daerah kemaluan dapat menimbulkan ruftur urethra, Timbul striktur traumatik dalam waktu 1 bulan. Striktur akibat trauma lebih progresif daripada striktur akibat infeksi. Pada ruptur ini ditemukan adanya gross hematuria.
  • Striktur akibat infeksi Struktur ini biasanya sissebabkan oleh infeksi veneral. Timbulnya lebih lambat daripada striktur traumatic.

Gejala klinis terdiri dari:

  • Keluhan berupa kesukaran dalam BAK
  • Pancaran air BAK kecil, lemah, bercabang
  • Menetes dan sering di sertai dengan mengejan, biasanya karena ada retensi urin timbul gejala-gejala sistitis

Gejala ini timbul perlahan-perlan selama beberapa bulan atau bertahun-tahun apabila sehari keadaannya normal kemudian satu hari timbul tiba-tiba pancaran kecil dan lemah tidak dipikirkan striktur urethra tapi dipikirkan kearah batu buli-buli yang turun ke urethra. Dapat terjadi pembengkakan dan getah/nanah dari daerah perineum, scrotum dan kadang-kadang dapat juga didapat adanya bercak-bercak darah dicelana dalam, dicurigai adanya infeksi sistemik .

Patofisiologi

Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan perut dan kontraksi. Striktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan anomali saluran kemih yang lain. Adapula Cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi), Cedera akibat peregangan, Cedera akibat kecelakaan, Uretritis gonorrheal yang tidak ditangani, Infeksi, Spasmus otot dan tekanan dai luar misalnya pertumbuhan tumor

Pemeriksaan

  1. Anamesis yang lengkap. Dengan anamnesis yang baik, diagnosis striktur urethra mudah ditegakkan.
  2. Inspeksi: Meatus, ekstermus yang sempit, pembengkakan serta fistula (e) didaerah penis, skrotum, perineum dan suprapubik.
  3. Palpasi: Teraba jaringan parut sepanjang perjalalanan urethra, anterior pada bagian ventral dari penis, muara fistula (e) bila dipijat mengeluarkan getah / nanah.
  4. Colok dubur
  5. Kateter lunak (lateks) akan ditemukan adanya hambatan
  6. Untuk Kepastian diagnosis dapat ditegakkan dan dipastikan dengan uretrosistografi, uretoskopi kedalam lumen urethra dimasukkan dimana kedalam urethra dimasukkan dengan kontras kemudian difoto sehingga dapat terlihat seluruh saluran urethra dan  buli-buli. dan dari foto tersebut dapat ditentukan :
    • Lokalisasi striktur: Apakah terletak pada proksimal atau distal dari sfingter sebab ini penting untuk tindakan operasi.
    • Besarnya kecilnya striktur  
    • Panjangnya striktur
    • Jenis striktur
  7. Bila sudah dilakukan sistomi : bipolar-sistografi dapat ditunjang dengan flowmetri 
  8. Pada kasus-kasus tertentu dapat dilakukan IVP, USG, (pada striktura yang lama dapat terjadi perubahan sekunder pada kelenjar prostat,/batu/perkapuran/abses prostat/infeksi.


GEGURITAN : MATERI BAHASA JAWA

Geguritan = gurita = grita = gita. Geguritan iki kawiwitan saka carita Bharatayuda, Pendawa lawan Kurawa. Nalika senopatine Pendawa yaiku Bh...